Liputan6.com, Pontianak: Banjir pasang air laut atau rob yang melanda Pontianak, Kalimantan Barat, sejak awal November hingga Senin (8/11) telah merendam empat kecamatan. Keempat kecamatan itu adalah Kecamatan Pontianak Timur, Pontianak Barat, Pontianak Selatan, serta Pontianak Utara.
Kondisi air Sungai Kapuas yang cepat meluap pada pagi hari ditambah curah hujan tinggi disertai angin menambah cepatnya air merendam permukiman warga. Banjir rob di kawasan ini terjadi lebih dari tiga kali dalam satu tahun dan setiap musim pasang.
Banjir hingga selutut orang dewasa ini akan merendam selama sekitar sepekan sehingga penyakit setelah banjir, seperti demam berdarah menjadi mudah berjangkit. Rendahnya permukaan tanah di Kota Pontianak yang hanya berada pada ketinggian 0,1, 8 meter dari permukaan laut menyebabkan wilayah ini sangat rentan dilanda banjir rob.
Sedangkan di Ponorogo, Jawa Timur, banjir yang menggenangi ratusan rumah di lima kecamatan menyebabkan beberapa sekolah terpaksa meliburkan muridnya. Ini karena ruangan kelas terendam lumpur.
Banjir juga merusak puluhan hektare tanaman tembakau dan padi siap panen. Selain itu, banjir juga sempat memutus jalur utama Ponorogo menuju Pacitan dan Trenggalek. Permintaan bantuan untuk membuat tanggul di belakang sekolah hingga kini belum ditanggapi pemerintah daerah setempat.(BOG)
Kondisi air Sungai Kapuas yang cepat meluap pada pagi hari ditambah curah hujan tinggi disertai angin menambah cepatnya air merendam permukiman warga. Banjir rob di kawasan ini terjadi lebih dari tiga kali dalam satu tahun dan setiap musim pasang.
Banjir hingga selutut orang dewasa ini akan merendam selama sekitar sepekan sehingga penyakit setelah banjir, seperti demam berdarah menjadi mudah berjangkit. Rendahnya permukaan tanah di Kota Pontianak yang hanya berada pada ketinggian 0,1, 8 meter dari permukaan laut menyebabkan wilayah ini sangat rentan dilanda banjir rob.
Sedangkan di Ponorogo, Jawa Timur, banjir yang menggenangi ratusan rumah di lima kecamatan menyebabkan beberapa sekolah terpaksa meliburkan muridnya. Ini karena ruangan kelas terendam lumpur.
Banjir juga merusak puluhan hektare tanaman tembakau dan padi siap panen. Selain itu, banjir juga sempat memutus jalur utama Ponorogo menuju Pacitan dan Trenggalek. Permintaan bantuan untuk membuat tanggul di belakang sekolah hingga kini belum ditanggapi pemerintah daerah setempat.(BOG)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !